Saat ini kesehatan mental menjadi isu yang sering dibahas di masyarakat danbanyak disuarakan oleh kalangan muda yang lebih sadar dan peduli akan kesehatan mental. Namun kenyataannya isu kesehatan mental banyak dialami juga oleh kalangan yang lebih senior, misalnya kondisi depresi yang dialami menjelang dan setelah masa pensiun. Masa pensiun merupakan salah satu fase transisi kehidupan di mana seseorang harus menghadapi perubahan yang signifikan dalam hidupnya.
Psikolog Industri & Organisasi Ade Goenawan menjelaskan beberapa tahapan reaksi atas suatu perubahan. Dimulai dari seseorang mengantisipasi sesuatu akan terjadi (anticipation), menghadapi kenyataan dengan kondisi yang berbeda (letting go), menghadapi segala sesuatu yang tidak lagi seperti sebelumnya (disorientation), menilai kembali atau mempunyai pandangan baru dalam menentukan situasi dan penilaian. Ledakan Keras di Pusat Tel Aviv, Belasan Tentara Israel Roboh Dalam Sehari di Front Gaza Lebanon Halaman 4
Pengakuan Agus Tikam Istri saat Live Facebook: Emosi Korban Masih Berhubungan dengan Mantan Suami Serambinews.com ”Serta kemudian menghubungkan kembali ke satu tujuan tertentu (re commitment),” kata dia dalam rangkaian kegiatan yang bertajuk Work Well, Retire Well, Live Well oleh Allianz Indonesia. Saat memasuki pascapensiun, Ade Goenawan menjelaskan beberapa perubahan yang menimbulkan kesehatan mental ini disebabkan ketika seseorang kehilangan rutinitas, sulit bersosialisasi dan kesepian.
Saat memasuki masa pensiun seseorang juga mengalami post power syndrome (kondisi seseorang membandingkan pencapaian masa lalu dengan masa kini). Perubahan yang drastis ini sangat mempengaruhi kondisi mental seseorang hingga dapat menurunnya rasa percaya diri dan bahkan menyebabkan depresi dan perlu diperhatikan. Berikut tips penyesuaian diri di masa kehidupan pascapensiun untuk mencegah gangguan kesehatan mental:
Pertama, temukan tujuan baru dan aktif dengan rutinitas baru. Di masa produktif, tentunya kehidupan setiap orang diwarnai dengan tujuan hidup masing masing. Namun, saat masa pensiun datang, beberapa orang dapat merasa tidak berguna lagi atau tidak memiliki tujuan hidup. Perasaan inilah yang dapat menimbulkan stres pascapensiun dan bahkan berdampak secara lanjut pada kesehatan tubuh keseluruhan. Temukan tujuan baru yang ingin dicapai di masa pensiun.
”Ini bisa dimulai dengan berpikir positif dan fleksibel, meluangkan waktu untuk pengembangan diri, mengejar kembali hobi dan minat pribadi yang, dan lainnya." "Dengan menemukan tujuan dan rutinitas baru, tidak akan ada celah untuk munculnya pikiran pikiran yang dapat menurunkan semangat hidup,” ungkap Ade. Kedua, perkuat ikatan sosial dan keluarga
Hilangnya koneksi sosial berpotensi menimbulkan rasa kesepian dan sulitnya bersosialisasi serta dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Perasaan ini bisa dicegah dengan mengambil inisiatif untuk memperkuat ikatan dengan keluarga dan ikatan sosial seperti bergabung dengan komunitas komunitas tertentu. Di masa pensiun ini, manfaatkan waktu yang dimiliki dengan menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan kegiatan kegiatan sosial di lingkungan sekitar untuk menjaga produktivitas dan dan sisi sosial.
Ketiga, mempersiapkan diri sedari jauh jauh hari Kondisi finansial juga erat kaitannya dengan kesehatan jiwa dan raga. Hal ini menjadi bagian penting yang harus dipersiapkan untuk menikmati masa pensiun dengan maksimal dan melanjutkan hidup kedepannya. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.